Phoenix OS, Android 7.0 untuk PC / Desktop dan Laptop







Phoenix OS

    Review Phoenix OS Android untuk Desktop PC Alternatif Remix OS 
      Nah ternyata ada Android untuk PC lain alternatif dari Remix OS yang berasal dari negeri 
      Tirai Bambu yaitu Phoenix OS. Phoenix OS untuk PC ternyata sudah mencapai versi beta 
      dengan versi 1.0. Remix OS dan Phoenix OS sama-sama menggunakan core dari projek
      open source yaitu Android X86. Phoenix OS 1.0 beta menggunakan Android Lollipop 
      versi 5.1.0, kernel Linux versi 4.0.9 64 Bit, Mesa 11.0.7 3D Grafis dengan dukungan 
      OpenGL ES 3.0. Kamu bisa mengunjungi halaman resminya di phoenixos.com.

Persiapan

Disini kami memcoba me-review Phoenix OS yang berhasil kami boot dan melakukan beberapa uji coba di Laptop berprosesor AMD APU E2 E450 dengan RAM 4GB dan Grafis AMD Radeon 6320. USB Flash yang kami gunakan berukuran 16 GB dengan USB 2.0.

Instalasi ke USB Flash Disk

Berbeda dengan Remix OS yang dapat menggunakan software Unetbootin untuk menginstal pada USB Flash. Phoenix OS telah menyediakan software tersendiri untuk menginstalnya pada USB Flash. Software tersebut bisa kamu download disini, hanya tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows. Sayangnya software tersebut berbahasa Mandarin ðŸ˜€ . Tapi software tersebut sudah kami coba tanpa masalah.












Phoenix OS USB Maker
Phoenix OS USB Maker

Berikut langkahnya
  1. Format terlebih dahulu USB Flash kamu dengan format FAT 32
  2. Buka software USB Maker yang telah kamu download.
  3. Pilih ROM Phoenix OS 1.0 untuk PC yang telah kamu download (langkah 1)
  4. Pilih drive USB Flash kamu (langkah 2)
  5. Klik tombol pada langkah 3 tujuannya untuk membagi partisi secara otomatis. Secara default dia akan membagi 2 partisi dengan format FAT 32 sebagai instalasi sistemnya dan partisi dengan format EXT2 sebagai Data.
  6. Klik tombol langkah 4 untuk memulai instalasi, jika kamu yakin tekan Yes.
  7. Tunggu hingga instalasi selesai, restart komputer dan coba boot melalui USB Flash.

Review

Awal booting kamu harus memilih bahasa yang akan kamu gunakan. Bahasa yang tersedia hanya 2 yaitu Mandarin dan Bahasa Inggris (AS). Jika kamu paham Mandarin silakan pilih Mandarin jika tidak pilih Bahasa Inggris saja. Phoenix menyarankan untuk connect ke internet, jika tidak silakan skip saja.
Desktop Phoenix OS mirip dengan Chrome OS atau Remix OS dengan desain material. Tersedia start menu untuk kamu memilih aplikasi yang ingin dijalankan, taskbar dan mendukung multi-window. Pada sudut kanan bawah kamu bisa menemukan icon tray untuk melihat status baterai, internet, sound juga notifikasi.












Phoenix OS
Phoenix OS

Secara default aplikasi yang terpasang yaitu Stardust (browser), File Manager, CZTextEditor, Security (pengaturan location, aplikasi, baterai), Settings, Camera, Calculator, Gallery (foto), Calculator, Clock, Calendar, Email, Music, WPS Office, 360 (App Store), Voice Recorder dan Notes.












Phoenix OS Apps
Phoenix OS Apps

Browser Stardust menggunakan kode sumber dari Chromium, tampilannya persis dengan Chrome yang dioptimalkan untuk perangkat sentuh. Scroll menggunakan mouse terasa terbalik karena browser tersebut menggunakan reverse scrolling yang dioptimalkan untuk layar sentuh. Seharusnya jika menggunakan mouse reverse scrolling tidak aktif, diaktifkan jika menggunakan touchpad atau layar sentuh. Entah kenapa ketika memutar video di Youtube tidak bisa dijalankan yang seharusnya sudah mendukung HTML5. Secara default browser Startdust telah terpasang Ad block.













Startdust Browser
Startdust Browser

Toko aplikasinya menggunakan 360 buatan China, sulit untuk membacanya tanpa kemampuan bahasa Mandarin. Sayangnya tidak ada satupun aplikasi Google seperti Google Play Store, Gmail, Chrome dan sebagainya. Jika kamu ingin menginstal aplikasi kamu bisa men-downloadnya sendiri misalnya di APK Mirror. Kamu tidak bisa menjalankan aplikasi yang membutuhkan Google Play Service karena secara default tidak tersedia.












Twitter Apps and Phoenix OS App Store
Twitter Apps and Phoenix OS App Store

Aplikasi default yang tersedia tanpa masalah jika di resize dan fullscreen namun beberapa aplikasi yang diinstall sendiri terkadang tidak mendukung resize jadi teks dan tampilannya tidak beraturan. Caranya restart kembali aplikasi tersebut agar tampilannya normal kembali.

Kesimpulan

Kami tidak menemukan banyak informasi dari Phoenix OS ini, karena beberapa dokumentasi berbahasa Mandarin.
Berbeda dengan Remix OS yang membutuhkan USB Flash sebesar 8GB dengan USB 3.0. Phoenix OS bisa kamu coba dan dijalankan menggunakan USB Flash biasa dengan port USB 2 minimal 4GB saja. Kami telah mencobanya tanpa kendala yang berarti.
Ketika booting pada Remix OS  kamu bisa memilih Guest mode atau Resident modeGuest mode artinya segala perubahan yang kamu lakukan di komputer tidak akan disimpan. Resident mode secara otomatis setiap perubahan akan tersimpan, artinya akun login kamu atau aplikasi yang kamu simpan akan tetap ada ketika kamu restart atau booting kembali. Secara default pada Phoenix OS akan menjalankan resident mode.
Karena ini buatan China tentu pembuatnya harus tunduk kepada kebijakan dan hukum di negara disana. Pemerintah China terkenal dengan kebijakannya mendukung untuk menggunakan produk lokal. Secara resmi Google belum masuk kembali ke China sejak Google meninggalkan China. Sebenarnya Google tidak benar-benar meninggalkan China, dikabarkan bahwa Google akan kembali ke China tahun ini dengan membawa layanan Google Play Store.
Pengembang Remix OS telah merilis hardware mereka sendiri seperti tablet dan laptop mereka sendiri. Pendirinya sendiri didirikan oleh 3 mantan karyawan Google. Remix OS telihat lebih menjanjikan, mereka akan memastikan semua aplikasi Google berjalan sempurna di Remix OS.
Menurut pendapat kamu bagaimana? Berikut ada video yang dibuat oleh Liliputing

Update (5 Mei 2017)

Lama tidak update, ternyata PhoenixOS sudah mendapat memiliki versi Android paling baru yaitu Android 7.1. Cara instalasi ke USB Flash Disk nya pun lebih mudah dan telah menggunakan Bahasa Inggris. Kamu bisa memilih berkas EXE atai berkas ISO, disarankan kamu memilih berkas EXE. Berikut langkahnya
  • Jalankan berkas EXE (PhoenixOSInstaller_v2.0.3.106.exe) yang telah kamu download sebagai administrator, caranya klik kanan berkas EXE nya dan pilih run as administrator
  • Kamu bisa memilih tipe instalasi memasangnya ke USB atau Harddisk. Disarankan kamu untuk mencoba instalasi ke Flash Disk (Write t0 U Disk) jika kamu belum mem-backup harddisk kamu atau siap jika data kamu tiba-tiba hilang.
  • Jendela baru akan terbuka silakan klik install dan jangan lupa pilih Data Size disesuaikan dengan ukuran flash disk kamu
  • Tunggu hingga selesai dan coba boot melalui USB Flash Disk

0 komentar:

Konfigurasi dasar Fortinet dengan CLI



Postingan ini akan menjelaskan beberapa perintah yang berguna pada firewall Fortinet.
Saya menganggap Anda memiliki perangkat Fortinet Fortigate dan ingin menggunakannya.
Sambungkan jaringan lokal Anda (192.168.1.0/24) ke internet dan Anda memiliki
koneksi internet.
Saya juga menganggap Anda memiliki router dengan alamat IP Public, contoh :
111.222.111.1 dan Anda memiliki subnet Public 111.222.111.0/29.
Dalam hal ini saya telah menggunakan perangkat point-to point untuk mendeteksi koneksi
kegagalan dengan alamat IP 111.222.111.123.
Jelas Anda harus mengubah alamat IP Lokal (INTERNAL) Anda untuk menyesuaikannya
jaringan Anda, dan gunakan subnet Publik Anda dan bukan yang digunakan di sini untuk
contoh (111.222.111.0/29).

config system global
# Set the http admin port to 80/tcp
set admin-port 80
# Set the https admin port to 443/tcp
set admin-sport 443
# Set the ssh admin port to 22/tcp
set admin-ssh-port 22
# Set the telnet admin port to 23/tcp
set admin-telnet-port 23
# Set the hostname
set hostname “FGT50B-MAGAZZINO”
# Set the ntp server to “time.ien.it” and enable it
set ntpserver “time.ien.it”
set ntpsync enable
# Set to 43200 seconds the tcp-halfclose timer
set tcp-halfclose-timer 43200
end
# Set the telnet 23/tcp port timeout to 43200 seconds.
# This is very useful if you have an AS400 (iSeries) to avoid session
timeout.
config system session-ttl
set default 43200
config port
edit 23
set timeout 43200
next
end
# Set the IP address and administrative access options (ping https http) for
INTERNAL interface.
config system interface
edit “internal”
set ip 192.168.1.254 255.255.255.0
set allowaccess ping https http
set type physical
next
# Set the IP address and administrative access options (ping https) for WAN1
interface.
# Set “gateway Detect” option enable and set the “Ping Server” destination.
# Set the interface speed to 10 Mb/s Half Duplex, this is useful for some
connections like radio bridge.
edit “wan1”
set ip 111.222.111.2 255.255.255.248
set allowaccess ping https
set gwdetect enable
set detectserver “111.222.111.123”
set type physical
set speed 10half
next
end
# Set DNS Servers and DNS options
config system dns
set primary 192.168.1.3
set secondary 212.97.32.2
set domain ”
set autosvr disable
set dns-cache-limit 5000
set cache-notfound-responses disable
end
# Set a firewall policy to enable traffic from INTERNAL TO WAN1 using NAT
# Set a protection profile (a default one) called “scan”
config firewall policy
edit 1
set srcintf “internal”
set dstintf “wan1”
set srcaddr “all”
set dstaddr “all”
set action accept
set schedule “always”
set service “ANY”
set profile-status enable
set profile “scan”
set nat enable
next
end
# Set a default gateway on the WAN1 interface
config router static
edit 1
set device “wan1”
set gateway 111.222.111.2
end


Sumber: http://www.samuelsiahaan.com/berita/detail/konfigurasi-dasar-fortinet-dengan-cli

1 komentar:

Installing Freeradius on Debian 7




Hi
Recently I deployed the wifi in an association in my city. The infrastructure is composed by a
central GNU/Linux server which supports all the classical services (DHCP, DNS, OpenLDAP, Samba 3 DC, Squid/SquidGuard proxy). The user’s informations are stored in the openldap database. Freeradius will be coupled to the LDAP database in order to authenticate the users on the wifi.
For the hardware I bought two Cisco Small Business access points and two tp-link power injector.

Installation & basic authentication

Installation via apt:
apt-get install freeradius
Add a test user “testuser” whith “testpassword” as password:
vim /etc/freeradius/users
# test user, remember to delete after testing
testuser Cleartext-Password := "testpassword"

service freeradius restart
Authentication test:
radtest testuser testpassword localhost 0 testing123
507032c62373e9f36fa2a6e6d0b0d48e
Add the end of the precedent command there is a passphrase (“testing123”). This parameter is defined in /etc/freeradius/clients.conf. In this file you need to add all the clients that are allowed to request user authentication, typically the access points. By default localhost il allowed with “testing123” as passphrase.

EAP-TTLS

By default, EAP-TTLS is well configured. In this part we will just check if the authentication is fine with the eapol_test tool.
eapol_test installation:
apt-get install build-essential libssl-dev
wget http://w1.fi/releases/wpa_supplicant-0.7.3.tar.gz
tar -xvf wpa_supplicant-0.7.3.tar.gz
cd wpa_supplicant-0.7.3/wpa_supplicant
cp defconfig .config
make eapol_test
cp eapol_test /usr/local/bin
eapol_test EAP-TTLS authentication test:
To work, eapol_test must have a valid configuration file that defines the authentication method, the eap type, the user and password…
vim /root/eapol_config
network={
eap=TTLS
eapol_flags=0
key_mgmt=IEEE8021X
identity="testuser"
password="testpassword"
phase2="auth=PAP"
}
Run the test:
eapol_test -c /root/eapol_config -a 127.0.0.1 -p 1812 -s testing123 -r 1
b5ed393d1841dba5d7d8cd07f472b4aaIf everything is fine, “SUCCESS” will appear at the end of the standard output. You can follow the logs in the log file located in /var/log/freeradius/radius.log. If you have an error, you will see something like this:
tail -f /var/log/freeradius/radius.log
dbd8e89daf6590680a14dc5bddf8ca29

 Logs configuration

I wanted that the logs are more verbose and specially show the users authentication. These changes are made in /etc/freeradius/radiusd.conf.
vim /etc/freeradius/radiusd.conf
auth = yes #print authentication in logs
auth_badpass = yes #print bad passwords
auth_goodpass = yes #print good passwords

service freeradius restart
tail -f /var/log/freeradius/radius.log

06f8ad1a23a136ba8954fd53d9b749f6LDAP association

Now the basic server works well. It’s time to associate the freeradius server to the central LDAP server.

Basic installation

apt-get install freeradius-ldap
vim /etc/freeradius/modules/ldap
server =  "192.168.10.1"
identity = "cn=admin,dc=mydomain,dc=com"
password = ldappassword
basedn = "dc=mydomain,dc=com"
Uncomment the following lines in the two configuration files:
vim /etc/freeradius/sites-available/default
ldap
Auth-Type LDAP {
                  ldap
}
vim /etc/freeradius/sites-available/inner-tunnel
ldap
Auth-Type LDAP {
                  ldap
}
service freeradius restart
Do the same test than before with a user in the LDAP database.

Group filter:

We wanted that only the persons in the “wifi” group can connect to the wifi.
vim /etc/freeradius/modules/ldap
groupname_attribute = cn
groupmembership_filter = "(&(objectClass=posixGroup)(memberUid=%{User-Name}))"
At the end of /etc/freeradius/users add these three lines:
vim /etc/freeradius/users
DEFAULT LDAP-Group == "wifi"
DEFAULT Auth-Type := Reject
  Reply-Message = "Sorry, you're not part of an authorized group! Ask ITOPS for authorization."
service freeradius restart

Add the access points to freeradius

Now than your freeradius server is configured and coupled to LDAP you can add you access points to the clients.conf file.
vim /etc/freeradius/clients.conf
client 192.168.10.100 {
secret = sharedsecret
shortname = ap-1
}

client 192.168.10.101 {
secret = sharedsecret
shortname = ap-2
}

service freeradius restart
The last point is to configure your acces points to communicate with you freeradius server.


Source: https://ttboa.wordpress.com/2014/09/26/freeradius-on-debian-7/

0 komentar:

Cell Phone Signal Jammer using IC555


The 555 timer [8 pin] IC simply makes a noise. It’s coupled via C4 [electrolytic] to modulate the MRF transistor oscillator. With C1 set at roughly 1/3rd, you will be close to 900 MHz. By sweeping the C1 trimmer capacitor, you can swing the output frequency from 800 MHz to 2 GHz with the transistor and values shown.

You could replace the 555 chip with an electret microphone and listen to yourself talk on a scanner, so the unit could easily couple as a UHF Bug.

Instead of a single Tapped Coil, I’ve used two molded inductors for ease of construction.Values for C1,C2,L1,L2 are critical for the frequency range.

You might want to build the unit into a metal box, add an on/off switch in the batteries + line, and maybe even add a LED. Connect an old 800 MHz cell phone antenna to C5.

Would you believe the whole thing can be built on top of the 555 IC itself when using surface mount components, and the lot will fit onto a nine volt battery clip. Output is reasonably good, although the current drain is a bit high, so a new 9 Volt battery will only run about an hour.

The “Cell Kill Distance” is around 10 – 15 feet, ample for most purposes.

source: http://electronichobbyprojects.blogspot.co.id/2011/03/cell-phone-jammer-using-ic555.html

0 komentar:

6 Android OS untuk PC dan Laptop



Di hari minggu ini, ketika ‘iseng-iseng’ browsing game android untuk komputer saya, tiba - tiba saya kepikiran untuk mengganti sistem operasi komputer saya Windows menjadi Android tanpa menggunakan Emulator Android seperti Bluestacks.
Selidik punya selidik, di Google ternyata banyak yang membahas tentang Android OS untuk PC dan Laptop lho. Saya kira tidak ada atau sedikit informasi tentang itu ternyata banyak sekali orang yang ingin mencobanya juga. ðŸ˜€
Saya sendiri bau mencoba 3 dari 7 Android OS untuk PC dan Laptop ini yaitu Remix OS, Phoenix OS dan Android-x86, jadi kamu bisa coba sendiri di komputer kamu mana OS Android yang paling cocok buat kamu.
Berikut ini 7 Android OS untuk PC dan Laptop yang bisa kamu gunakan secara gratis :

1. Remix OS

Remis OS adalah salah satu OS Android yang paling terkenal dan yang pertama kali ada. OS ini bisa dijalankan melalui USB (Live in USB) tanpa harus menginstallnya di harddisk komputer kamu secara permanen. Tapi, minimal Flash Disk kamu harus memiliki kapasitas 16GB dan kecepatan read/write 20mbps/s atau port 3.0 agar dapat menjalankan Remix OS secara halus. Remix OS juga bisa di install DualBoot pada Windows dan mendukung arsitektur 32bit dan 64bit.
OS buatan Jide ini bisa kamu download di situs resmi mereka http://www.jide.com/remixos-for-pc.
Oh ya, selain memberikan Remix OS secara gratis, Jide juga menyediakan perangkat Mini PC yang bisa kamu beli dengan harga $80 di situs resmi mereka.

2. Phoenix OS

Phoenix OS dirilis tak lama setelah Remix OS dirilis. Phoenix menjadi salah satu pilihan tepat untuk kamu selain Remix OS. Sistem operasi mereka berdua benar-benar mirip dan bisa dikatakan kembar. Meskipun begitu, tentu banyak perbedaan dalam sistem dan kinerjanya. Untuk mendownload Phoenix OS kunjungi situs resmi mereka di http://www.phoenixos.com/en_US/ dan bacalah tips serta cara untuk menggunakannya disini.

3. OpenThos

OpenThos adalah sistem operasi yang dibuat di negeri tirai bambu dan memiliki keunikan tersendiri dari pada kompetitor mereka Remix dan Phoenix. Sayangnya OS yang satu ini hanya bisa dijalankan pada arsitektur komputer 64bit saja. Kunjungi situs resmi mereka untuk mendapatkan informasi terbaru di https://www.openthos.org. Karena OpenThos tidak menyediakan download di situs mereka, kamu bisa mendownloadnya dari situs mirror FossHub.

4. Android-x86

Android-x86 adalah sistem operasi Android yang berjalan pada arsitektur x86. Kamu bisa menginstall Android OS di komputer atau laptop kamu dan menjadikannya benar-benar mirip dengan smartphone tanpa sentuhan desain tambahan seperti halnya Remix dan Phoenix. Selain itu, kamu juga bisa membuat Android-x86 bootable USB menggunakan Android x86 Build.
Kunjungi situs resmi mereka untuk mendownload dan membaca panduan-panduan installasinya di http://www.android-x86.org.

INFO : Menurut berbagai situs berita teknologi, Android-x86 dan Remix OS kini sudah menjadi mitra bisnis.
5.Bliss OS

Blisspop adalah port Android x86 murni tapi dengan sedikit modifikasi seperti taskbar dan stabilitas sistem. Anda juga dapat meluncurkan aplikasi dalam mode Windows, melainkan layar penuh yang membantu membuka dua atau lebih aplikasi berdampingan.
Catatan tentang Openthos dan Bliss OS: Saat menguji kedua OS gagal melakukan booting firmware UEFI, mereka berhasil berjalan saat mode Legacy diaktifkan dari pengaturan BIOS. Jadi jika Anda memiliki komputer dengan hanya firmware UEFI, Anda mungkin tidak dapat mem-boot kedua Sistem Operasi Android dari perangkat media yang dapat di-boot. Tetapi jika Anda berkeras dan suka mengujinya, Anda dapat menggunakan perangkat lunak mesin virtual untuk menjalankannya di sistem operasi yang Anda gunakan. Beberapa komputer modern mungkin mendukung mode Legacy, namun Anda perlu mengaktifkannya dari pengaturan BIOS. Jadi secara teknis jika Anda menjalankan Windows 8 atau yang lebih baru, komputer Anda mungkin memiliki dukungan untuk firmware UEFI di dalam diri Anda mungkin menghadapi masalah saat mem-boot kedua hal ini, maka periksa di setting BIOS Anda jika Anda dapat menemukan mode Legacy dan mengaktifkannya.
Untuk mengunduh file iso Bliss OS, kamu dapat mengunduh dihalaman web resmi Bliss OS.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi link officialnya di sini.


6.Lineage OS

LineageOS Android Distribution adalah sistem operasi open source gratis untuk komputer cerdas dan tablet, berdasarkan platform mobile Android. Ini adalah penerus ROM CyanogenMod kustom yang sangat populer, dari mana ia bercabang pada bulan Desember 2016 saat Cyanogen Inc. mengumumkan bahwa pihaknya menghentikan pengembangan dan mematikan infrastruktur di belakang proyek tersebut. Karena Cyanogen Inc. mempertahankan hak atas nama Cyanogen, proyek tersebut mengubah namanya sebagai LineageOS. 


LineageOS secara resmi diluncurkan pada tanggal 24 Desember 2016, dengan kode sumber tersedia di GitHub. Sejak saat itu pembangunan LineageOS sekarang mencakup lebih dari 178 model telepon dengan lebih dari 1,7 juta pemasangan, telah menggandakan basis pengguna di bulan Februari-Maret 2017.

Untuk mendownload Lineage OS kunjungi situs resmi mereka di https://lineageos.org/ dan bacalah tips tentang cara Installasi serta cara untuk Menghapusnya disini.

Itulah 7 Android OS yang bisa kamu gunakan pada PC maupun Laptop yang kesemuanya benar-benar gratis.

2 komentar: